Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani
Syekh Nawawi Al Bantanie |
Syekh Nawawi Al Bantani adalah salah satu tokoh idola yang setelah Junjungan Saya Rosulallaah Nabi Besar Muhammad SAW. Banyak sekali sebenarnya tokoh Islam yang menjadi tokoh idola hanya saja Syekh Nawawi Al Bantani yang terasa sangat dekat terutama secara referensi. Banyak referensi yang bisa saya dapatkan tentang Syekh Nawawi Al Bantani
yang bisa saya gunkan untuk penambah pengetahuan saya tentang beliau
untuk menambah rasa cinta saya kepada Syekh Nawawi Al Bantani dan
dari sekian banyak kitab karangannya yang paling paling saya sukai
adalah Kitab Amil disamping masih banyak kitab lainnya yang saya baca,
baca nya sih rajin tapi untuk pahamnya wallaahua’lam biasanya guru ngaji
saya setiap hari selasa dan kamis suka menjelaskan hal hal yang saya
baca.
Syekh Nawawi Al Bantani lahir 1230 H (1815 M) di Tanara, Tanara adalah sebuah wilayah sekitar 25 km arah utara Kota Serang. Nama Ayahnya Syekh Nawawi Al Bantani, Umar ibnu Arabi, adalah penghulu setempat. Ia sendiri yang mengajar putra-putranya (Nawawi / Syekh Nawawi Al Bantani , Tamim, dan Ahmad) pengetahuan dasar bahasa Arab, Fikih, dan Tafsir.
Syekh Nawawi Al Bantani melanjutkan pelajaran
islamnya setelah dari Ayah nya ke Kiai Sahal, masih di Banten, dan
setelah itu mesantren ke Purwakarta, Jawa Barat, kepada Kiai Yusuf yang
banyak santrinya dari seluruh Jawa. Syekh Nawawi Al Bantani kemudian menunaikan ibadah haji pada umur 15 tahun dan kemudian tinggal di Mekah selama 3 tahun. Syekh Nawawi Al Bantani kembali
ke Tanara selama 1 tahun meneruskan pengajaran ayahnya, namun karena
keinginan Syekh Nawawi Al Bantani yang sangat besar terhadap ilmu ilmu
islam akhirnya beliau memohon untuk di kembalikan ke mekah untuk
melanjutkan studinya disana, Syekh Nawawi Al Bantani tinggal di mekah hingga akhir hayatnya 25 Syawwal 1314 H/1897 M.
Di Mekah, selama 30 tahun Syekh Nawawi Al Bantani
belajar pada ulama ulama terkenal seperti Syekh Abdul Gani Bima ,
Syekh Yusuf Sumbulaweni, Syekh Nahrawi, dan Abdul Hamid Daghestani,
selain pada Khatib Sambas, pemimpin tarekat Qadiriah , penulis kitab Fathul Arifin,
bacaan pengamal tarekat di Asia Tenggara. Samba juga merupakan guru
tokoh di balik pemberontakan petani Banten (1888), KH Abdul Karim
alias Kiai Agung, yang menjelang ajal sang guru dipanggil kembali ke
Mekah untuk menggantikan kedudukannya.
Pada tahun 1860-1970, Syekh Nawawi Al Bantani
mulai aktif memberi pengajaran. Tapi itu dijalaninya hanya pada
waktu-waktu senggang, sebab antara tahun-tahun tersebut ia sudah sibuk
menulis buku-buku. Di antara murid-muridnya yang berasal dari Indonesia
adalah:
- KH Hasyim Asy’ari, Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Kelak bersama KH Wahab Hasbullah mendirikan Nahdlatul Ulama (NU).
- KH Khalil, Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
- KH Mahfudh at-Tarmisi, Tremas, Jawa Timur.
- KH Asy’ari, Bawean, yang kemudian diambil mantu oleh Syekh Nawawi dinikahkan dengan putrinya, Nyi Maryam.
- KH Nahjun, Kampung Gunung, Mauk, Tangerang, yang dijadikan mantunya (cucu).
- KH Asnawi, Caringin, Labuan (kelak memimpin Sarekat islam di Banten).
- KH Ilyas, Kragilan, Serang.
- KH Abdul Ghaffar, Tirtayasa, Serang.
- KH Tubagus Bakri, Sempur, Purwakarta.
- KH Mas Muhammad Arsyad Thawil, Tanara, Serang, yang kemudian dibuang Belanda ke Manado, Sulawesi Utara, karena peristiwa Geger Cilegon
( saya ambil langsung dari bantencorner wordpress com )
Sedikit seklumut tentang Tokoh idola saya Syekh Nawawi Al Bantani. Saya hanya meresum dari beberapa sumber dan kemudian saya publikasikan lagi di sini. Semoga bermanfaat untuk kita semua Amin.
Posting Komentar untuk "Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani"